Pornografi pada Remaja
Definisi Pornografi
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Pornografi adalah penggambaran tingkah laku secara erotis
dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi (KBBI, 2014).
Ernst dan Seagle. Ernst dan Seagle mengemukakan
“pornography is any matter odd thing exhibiting or visually representing person
or animals performing the sexual act, whatever normal or abnormal.” Pornografi
berarti perbuatan seksual oleh manusia ataupun hewan, baik yang dilakukan
secara normal maupun abnormal (Laws, 2014).
Definisi Remaja
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Remaja adalah orang yang mulai dewasa dan sudah sampai umur
untuk kawin (KBBI, 2014).
Bigner. Masa remaja diawali saat usia
13-16 tahun dan berakhir saat usia 16-20 tahun (Pratiwi, 2005).
Monks.
Masa remaja diawali saat usia 12-15 tahun dan berakhir saat usia 18-21 tahun
(Pratiwi, 2005).
Jenis-Jenis Pornografi
Jenis-jenis
pornografi yang menonjol akhir-akhir ini, yaitu (a) tulisan,
berupa majalah, buku, koran, dan bentuk tulisan lainnya; (b) produk elektronik,
misalnya kaset video, VCD, DVD,
dan laser disc; (c) gambar-gambar bergerak
misalnya hard-r; (d) program TV dan TV cable; (e) cyber-porn melalui internet;
dan (f) audio-porn, misalnya berporno
melalui telepon yang juga sedang marak dimuat di koran-koran maupun tabloid
akhir-akhir ini (Suara pembaruan daily dikutip dalam
Borrong, 2014).
Penyebab Pornografi pada Remaja
Penyebab utama. Tingkat
perkembangan remaja yang ingin menemukan jati dirinya, yaitu (a) perkembangan
biologis seperti kematangan alat reproduksi, (b) perkembangan psikologis, dan
(c) perkembangan sosial yang lebih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar para
remaja (Muslim, Siregar, & Hariyanti, 2014).
Penyebab tambahan. Menurut para
remaja, yaitu (a) keberadaan dan ketersediaan fasilitas yang mendukung, seperti
warnet yang memberikan sajian situs porno yang dapat dinikmati dengan biaya
murah dan aman; (b) kurangnya perhatian dan ketegasan hukum, seperti aparat
pemerintah setempat yang kurang tegas terhadap para pengusaha warnet yang
memberi layanan situs porno; dan (c) minimnya pengetahuan agama yang dimiliki para
remaja (Muslim et al., 2014).
Menurut orang
dewasa, Setyawan (2004) mengatakan bahwa
media massa membuat seseorang ternodai pikirannya. Ia mengemukakan bahwa:
Kalau ini diakui, jelas bahwa sensualitas dan seks
digunakan sebagai daya tarik yang efektif untuk mempromosikan kepentingan
ekonomis (laba penjualan). Tidak banyak film yang dianggap bagus atau secara
faktual layak jual dan laris jika tidak melibatkan erotisme ataupun seks. (h.
86)
Dampak Pornografi pada Remaja
Faktor biologis. Pornografi dapat merusak lima bagian otak terutama lobus frontal yang tepat berada di belakang
dahi. Kerusakan fungsi otak tersebut mengakibatkan penurunan kemampuan belajar
dan pengambilan keputusan yang menjadi keunggulan manusia sebagai agen
perubahan transformasi sosial (Risman dikutip dalam “Dampak
pornografi melebihi bahaya narkoba”, 2014).
Faktor sosial. Pornografi
dapat mengakibatkan seseorang untuk menerima ajakan seksual yang tidak
diinginkan. Para remaja dapat terprovokasi untuk bertemu dengan seseorang yang
tak dikenal, berbicara maupun menjawab
pertanyaan seksual, atau diminta untuk melakukan foto seksual (Wolak et
al. dikutip dalam Haryanto, 2010).
Solusi
Solusi bagi orangtua dalam upaya mencegah
pornografi yang dilakukan anak, yaitu (a) memberikan pendidikan seks kepada
anak, (b) memberikan pengertian bahwa mengakses video atau gambar tidak pantas
merupakan hal yang dilarang agama, (c) memberikan pengarahan bahwa melakukan
seks diluar nikah dapat mengakibatkan penyebaran penyakit berbahaya, dan (d)
memberikan pengertian pada anak untuk tidak mencontoh perbuatan buruk yang
dilihat atau dilakukan artis idolanya (Haryanto, 2010).
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat ditarik yaitu pornografi adalah tindakan melihat gambar maupun video yang dapat membangkitkan nafsu
seksual. Pornografi dilakukan akibat adanya rasa penasaran dalam diri para
remaja, faktor ajakan dari teman, maupun ketersediaan situs porno (virus) yang
sering muncul di web-web tertentu.
Ketegasan
yang kurang dari pemerintah membuat para pelaku kejahatan dapat dengan mudah
menyebar foto dan video pornografi di web yang sering diunduh para remaja.
Perhatian orangtua terhadap anak terutama anak remajanya, juga sangat
dibutuhkan demi mencegah para remaja terjerumus dalam hal-hal negatif.
REFERENCE
Dampak pornografi melebihi bahaya narkoba. (2012). Diunduh dari http://sodoel.wen.ru/dampak-pornografi-melebihi-bahaya-narkoba.html.
Haryanto. (2010, 24 Juli). Remaja dan pornografi internet. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/remaja-dan-pornografi-internet/.
Haryanto. (2010, 9 September). Tips mencegah anak dari video porno (tips
untuk orang tua). Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/tips-mencegah-anak-dari-video-porno-tips-untuk-orang-tua/.
Kamus bahasa Indonesia online. (2014). Pengertian pornografi. Diunduh
dari http://kamusbahasaindonesia.org/pornografi#ixzz3HyUMp5xS.
Kamus bahasa
Indonesia online. (2014). Pengertian remaja. Diunduh dari http://kamusbahasaindonesia.org/remaja#ixzz3HyUhl4AW.
Laws, F. (2014, 7 Maret). Pengertian pornografi menurut para ahli dan
undang-undang. Diunduh dari http://fhey-laws.blogspot.com/2014/03/pengertian-pornografi-menurut-para-ahli.html.
Muslim, A., Siregar, F. S., & Hariyanti, D. (2014). Situs porno
ancaman pada etika generasi muda. Diunduh dari http://directory.umm.ac.id/penelitian/PKMI/pdf/SITUS%20PORNO%20ANCAMAN%20PADA%20ETIKA%20GENERASI%20MUDA.pdf.
Pratiwi, N. (2005). Karena tabu
harus tahu: Seputar seksualitas remaja. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
Setyawan, A. (2004). Seks gadis?:
Memahami seks membuktikan cinta. Yogyakarta: Galang Press.
No comments:
Post a Comment