DAY 4 (Jumat, 19 September 2014)
Hari yang sangat berat karena 4 sesi sekaligus. Saya sampai di rumah jam 7an karena macet jam pulang kerja. Badan saya capek, pegel, pengen langsung tidur rasanya tapi saya tetap harus menyelesaikan pembahasan hari ini sekarang.
Sesi pertama, saya belajar tentang subyektivisme dan obyektivisme.
Subyektivisme
Pengetahuan dipahami sebagai keyakinan yang dianut individu.
Pendukung pandangan ini adalah:
- Aristoteles, Plato, Rene Descartes
- Kaum Solipsisme
- Kaum Realisme Epistemologis: kesadaran menghubungkan saya dengan "yang lain" dari diri saya
- Kaum Idealisme Epistemologis: setiap tindakan mengetahui berakhir dalam suatu ide
Ciri-ciri pendekatan subyektivisme:
- Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus
- Pengalaman subyektif sebagai titik tolak pengetahuan dari data inderawi diri sendiri
- Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalaman bersifat personal
Pengetahuan tentang diri kita sendiri merupakan pengetahuan langsung.
Pengetahuan diluar diri kita sendiri merupakan pengetahuan tidak langsung.
Descartes menolak skeptisisme (tidak pernah tahu tentang apapun) yang justru membawanya ke subyektivisme.
Para penganut skeptisisme mengatakan bahwa mustahil manusia mencapai pengetahuan tentang sesuatu atau paling kurang manusia tidak pernah merasa yakin apakah dirinya dapat mencapai pengetahuan tertentu.
Obyektivisme
Suatu pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia mempunyai sifat dan ciri yang melampaui keyakinan dan kesadaran individu.
Pendukung pandangan ini ialah Popper, Latatos dan Marx.
Obyektivisme dapat diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dipahami adalah tidak tergantung pada orang yang memahami.
Ada 3 pandangan obyektivisme:
a. Kebenaran itu independen terlepas dari pandangan subjektif
b. Kebenaran itu datang dari bukti faktual
c. Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi
Obyek bersifat umum yang artinya obyek yang sama dapat dipersepsikan oleh pengamat yang jumlahnya tidak terbatas.
Obyek itu bersifat permanen, baik dipersepsikan maupun tidak.
Untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi, terdapat syarat:
a. Obyek harus sesuai dengan jenis indera kita.
b. Organ inderawi harus normal dan sehat.
c. Karena obyek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada.
Perbedaan antara obyek umum dan obyek khusus:
a. Obyek umum: data yang ditangkap oleh satu indera, seperti warna, suara, bau.
b. Obyek khusus: data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera, seperti keleluasan indera yang dapat diraba dan dilihat.
Selanjutnya saya masuk sesi kedua. Di sesi kedua ini saya belajar mengenai Konfirmasi, Inferensi dan Konstruksi Teori oleh Pak Mikha Agus.
Konfirmasi
Confirmation: penegasan, memperkuat.
Konfirmasi berupaya mencari hubungan yang normatif antara hipotesis yang sudah diambil dengan fakta-fakta.
Ada 2 aspek konfirmasi yaitu:
- Konfirmasi kualitatif: misal dalam penelitian menjalankan model wawancara mendalam.
- Konfirmasi kuantitatif: misal dalam penelitian mengumpulkan beberapa sampel yang akhirnya membuat suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Ada 3 jenis konfirmasi yaitu:
- Decision theory: kepastian berdasarkan hubungan "apakah hubungan antara hipotesis dan fakta punya manfaat faktual"?
- Estimation theory: menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar salah melalui konsep probabilitas, misalnya statistik
- Reliability theory: menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta / evidensi yang berubah ubah terhadap hipotesis
Inferensi
Inferensi berarti penyimpulan (proses pembuatan kesimpulan / conclusion)
Penyimpulan bisa berupa mengakui atau memungkiri suatu pernyataan
Jenis-jenis inferensi:
- Inferensi induktif
- Inferensi deduktif: Inferensi langsung dan inferensi tidak langsung
a. Inferensi langsung
Penarikan kesimpulan hanya dari premis (pernyataan)
b. Inferensi tidak langsung
Penarikan kesimpulan dari dua premis. Contoh:
Premis: anjing adalah mamalia
Premis: kucing adalah mamalia
Kesimpulan: anjing adalah kucing
Hukum inferensi:
- Kalau premis-premis benar, kesimpulan benar
- Kalau premis-premis salah, kesimpulan bisa salah atau kebetulan benar
- Kalau kesimpulan salah, premis-premis salah
- Kalau kesimpulan benar, premis-premis bisa salah bisa benar
Konstruksi Teori
Kerangka pemikiran yang menjelaskan fenomena alami / sosial tertentu.
Teori dirumuskan, dievaluasi, dikembangkan melalui metode alamiah.
Konstruksi teori dibangun dengan:
- Abstraksi generalisasi
- Deduksi probabilistik dan deduksi apriori (spekulatif)
Tiga model konstruksi teori:
- Model korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
- Model koherensi: sesuatu dipandang benar apabila sesuai dengan moral tertentu.
- Model paradigmatis: konsep kebenaran ditata menurut pola hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.
Dua kutub arti teori:
- Teori sebagai hukum eksperimental: misal hukum Mendel tentang keturunan yang bisa langsung diuji lewat observasi.
- Teori sebagai hukum yang berkualitas normal: misal teori relativitas Einstein.
Nah setelah sesi kedua ini, saya pun memasuki sesi ketiga mengenai Logika yang diajarkan oleh Pak Carolus.
Logika
Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logikos yang berarti sesuatu yang diungkapkan / diutarakan lewat bahasa.
Pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium (334 - 262 SM).
Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, dan membahas asas-asas atau aturan formal serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Obyek logika:
- Obyek material: logika adalah manusia itu sendiri.
- Obyek formal: kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
Manfaat belajar logika:
- Membantu setiap orang untuk mampu berpikir kritis, rasional dan metodis.
- Kemampuan meningkatkan kemampuan bernalar secara abstrak.
- Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri.
- Menambah kecerdasan berpikir, sehingga bisa menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan.
Sejarah logika:
Logika pertama kali digunakan oleh Zeno dengan aliran stoisismenya, namun filsuf pertama yang menggunakan logika sebagai ilmu adalah Aristoteles.
Prinsip logika tradisional yang telah dikembangkan Aristoteles tetap menjadi prinsip-prinsip logika modern.
Logika tradisional membahas definisi, konsep dan term menurut struktur, susunan dan nuansa, seluk beluk penalaran untuk mendapat kebenaran sesuai dengan kenyataan.
Macam-macam logika:
- Logika kodrati: suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan.
- Logika ilmiah: berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teliti atau tepat, sehingga kesesatan dapat dihindari.
Logika formal (logika minor) adalah logika yang membicarakan tentang kebenaran bentuk.
Sebuah benda dikatakan punya kebenaran bentuk apabila konklusinya ditarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut.
Contoh:
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi batu itu adalah benda fisik
Contoh di atas tidak sesuai dengan kenyataan, namun berdasarkan logika formal (dilihat dari bentuknya) tentu saja benar karena sesuai dengan pola yang benar.
Pola yang benar adalah:
Semua M adalah P
Semua S adalah M
Maka semua S adalah P
Logika material / isi (logika mayor) adalah logika yang membahas tentang kebenaran isi.
Sebuah argumen dikatakan memiliki kebenaran isi apabila pernyataan-pernyataan yang membentuk argumen tersebut sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
Semua manusia memiliki kaki
Budi memiliki kaki
Jadi, budi adalah manusia
Contoh di atas karena pernyataannya semua sesuai dengan kenyataan, maka argumen tersebut memiliki kebenaran isi. Namun menurut logika formal, tentu saja salah karena tidak sesuai dengan pola yang benar.
Next, sesi ketiga saya mulai dengan Critical Thinking.
Critical Thinking
Berpikir kritis adalah merasionalkan kehidupan manusia dan secara hati-hati mengamati / memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu.
Karakteristik berpikir kritis:
- Rasional, resonable, reflektif: berdasarkan bukti-bukti, bukan keinginan pribadi.
- Melibatkan skepticism yang sehat dan konstruktif: tidak menerima atau menolak ide-ide kecuali mengerti akan hal tersebut.
- Otonomi: tidak mudah dimanipulasi.
- Kreatif: menciptakan ide-ide orisinil dengan cara menghubungkan pemikiran dan konsep.
- Adil: tidak berpihak.
- Dapat dipercaya dan dilakukan: membuat observasi yang dapat dipercaya, menegakkan kesimpulan secara tepat.
Pemikiran kritis di psikologi akan mempraktekkan kemampuan kognitif dalam:
- Analisa
- Aplikasi standar
- Diskriminasi
- Pencarian informasi
- Pembuatan alasan logis
- Prediksi
- Transformasi pengetahuan
Lima model berpikir kritis:
- Total recall (pemanggilan total): kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana pengetahuan merupakan sesuatu yang dipelajari dan disimpan dalam pengetahuan. Total recall bergantung pada memori.
- Habits (kebiasaan): pendekatan berpikir yang diulang-ulang secara sering. Sesuatu yang dilakukan tanpa berpikir.
- Inquiry (pencarian informasi): memeriksa isu-isu secara mendalam dengan menanyakan hal-hal yang terlihat nyata. Cara pikir primer yang digunakan untuk menegakkan suatu kesimpulan.
- New ideas and creativity (ide-ide baru dan kreatifitas): mencoba menjadi seseorang yang berbeda dari orang-orang yang ada
- Knowing how you think: berpikir dengan bagaimana seseorang berpikir.
Klasifikasi
Pekerjaan budi kita untuk menganalisis, membagi-bagi, menggolongkan dan menyusun pengertian-pengertian dan benda-benda menurut kesamaan dan perbedaannya.
Aturan klasifikasi:
- Klasifikasi harus lengkap: terperinci dan keseluruhan
- Klasifikasi harus sungguh-sungguh memisahkan: tidak boleh tumpang tindih
- Klasifikasi harus menurut dasar yang sama: konsisten dan tidak menggunakan lebih dari satu dasar sekaligus
- Klasifikasi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Kesulitan dalam klasifikasi:
- Keseluruhan dan bagian-bagiannya: yang diterima untuk keseluruhan harus juga diterima bagiannya tapi tidak sebaliknya
- Batas-batas golongan: dibutuhkan pembatasan yang ketat
- Teknik hitam-putih: kecenderungan untuk mengklasifikasikan sesuatu ke dalam 2 golongan yang bersifat oposisi biner yang merupakan klasifikasi yang tidak tepat
Definisi
Perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat untuk menerangkan apa sebenarnya suatu hal tersebut sehingga dapat dimengerti dan dibedakan dari semua hal diluar dirinya.
Definire: pembatasan, menandai batas-batas.
Definisi nominal: sinonim, menjelaskan sesuatu dengan kata yang lebih umum, mengupas asal-usul kata dan berguna untuk memberi petunjuk tentang arti.
Definisi real: sifat khas / hakikat, kumpulan sifat-sifat untuk menerangkan sesuatu dengan benar.
Aturan definisi:
- Definisi harus dapat dibolak balik
- Hal yang didefinisikan tidak boleh masuk dalam definisi
- Definisi tidak boleh negatif
- Definisi harus sungguh-sungguh menjelaskan
- Definisi harus tepat perumusannya
- Definisi tidak boleh memuat metafora
Keputusan
Perbuatan manusia yang mengakui / memungkiri kesatuan hubungan antara dua hal (subyek dan predikat).
Unsur-unsur: subyek, predikat dan kata penghubung
Tipe keputusan:
- Berdasarkan bentuk: afirmatif (positif) dan negatif
- Berdasarkan keluasan: singular, partikular, universal
Sumber: Slide yang diberikan oleh dosen.