Udah hari ketiga aja, hari ini saya akan membahas kembali apa yang di ajarkan oleh Pak Carolus dan Pak Mikha Agus.
Untuk sesi pertama, Pak Carolus menjelaskan tentang Epistemologi.
Epistemologi
Epistemologi berasal dari episteme (pengetahuan) dan logos (pengetahuan sistematik) sehingga disimpulkan bahwa epistemologi adalah pengetahuan secara sistematik tentang pengetahuan.
Sifat epistemologi antara lain:
- Secara kritis: mempertanyakan / menguji cara kerja, pendekatan, kesimpulan yang ditarik dalam kegiatan kognitif manusia
- Secara normatif: menentukan tolak ukur / norma penalaran tentang kebenaran pengetahuan
- Secara evaluatif: menilai apakah suatu keyakinan, pendapat suatu teori pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis
Metode untuk memperoleh pengetahuan:
- Empirisme: suatu cara / metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman.
- Rasionalisme: berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
- Fenomenalisme: pengetahuan tentang barang sesuatu seperti yang menampak, tidak sesuatu seperti keadaannya sendiri.
Dasar dan sumber ilmu pengetahuan:
- Pengalaman manusia
- Ingatan (memori)
- Penegasan tentang apa yang diobservasi
- Minat dan rasa ingin tahu
- Pikiran dan penalaran
- Logika
- Bahasa
- Kebutuhan hidup manusia
Ilmu pengetahuan memiliki 2 kutub yaitu:
a. Kesadaran (subyek): berperan sebagai yang mengetahui
b. Obyek: berperan sebagai yang diketahui
Hubungan antara subyek dan obyek menghasilkan pengetahuan.
Teori kebenaran dalam ilmu pengetahuan:
- Teori kebenaran korespondensi: kebenaran terjadi apabila subjek yakin bahwa objek sesuai dengan kenyataannya.
- Teori kebenaran koherensi: kebenaran terjadi apabila ada kesamaan pendapat antara beberapa subjek mengenai objek.
- Teori kebenaran pragmatik: kebenaran terjadi apabila sesuatu ada kegunaannya.
- Teori kebenaran konsensus: kebenaran terjadi apabila ada kesepakatan yang disertai alasan tertentu.
- Teori kebenaran semantik: kebenaran terjadi apabila seseorang mengetahui secara tepat mengenai arti suatu kata.
Selanjutnya di sesi kedua, saya diajarkan mengenai Kebenaran secara lebih lanjut oleh Pak Mikha Agus.
Kebenaran
Kebenaran adalah kesesuaian antara apa yang dipikirkan dengan kenyataan yang ada.
Kebenaran berasal dari kata "aletheia" yang berarti ketaktersembunyian adanya
atau ketersingkapan adanya.
Untuk menilai suatu sifat atau kualitas dari suatu proposisi digunakan istilah benar-salah:
a. Pengetahuan bisa dinilai benar atau salah karena pengetahuan merupakan
gabungan dan perpaduan dari sistem pernyataan.
b. Konsep tidak bisa dinilai benar atau salah, hanya bisa dinilai jelas atau kabur,
memadai atau tidak memadai.
c. Persepsi tidak bisa dinilai benar atau salah, yang bisa disebut benar atau
salah adalah isi dari pernyataan tentang apa yang dipersepsikannya.
a. Pengetahuan bisa dinilai benar atau salah karena pengetahuan merupakan
gabungan dan perpaduan dari sistem pernyataan.
b. Konsep tidak bisa dinilai benar atau salah, hanya bisa dinilai jelas atau kabur,
memadai atau tidak memadai.
c. Persepsi tidak bisa dinilai benar atau salah, yang bisa disebut benar atau
salah adalah isi dari pernyataan tentang apa yang dipersepsikannya.
Kebenaran menurut Aristoteles, lebih
memusatkan perhatian pada kualitas pernyataan yang dibuat oleh subjek
penahu ketika dirinya menegaskan suatu putusan baik secara afirmatif
maupun negatif.
Menurut kaum Positivisme logis, kebenaran dibagi menjadi 2:
a. Kebenaran faktual: kebenaran tentang ada tidaknya secara faktual di
dunia nyata sebagaimana dialami manusia. Contoh bumi itu bulat,
harus diuji kebenarannya melewati pengamatan inderawi.
b. Kebenaran nalar: kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah
pengetahuan baru tentang dunia, tetapi dapat menjadi sarana yang berdaya
guna untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang dunia ini.
dunia nyata sebagaimana dialami manusia. Contoh bumi itu bulat,
harus diuji kebenarannya melewati pengamatan inderawi.
b. Kebenaran nalar: kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah
pengetahuan baru tentang dunia, tetapi dapat menjadi sarana yang berdaya
guna untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang dunia ini.
Menurut Thomas Aquinas, kebenaran dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Kebenaran ontologis: kebenaran yang terdapat dalam kenyataan, entah
spiritual atau material. Contoh kebenaran akan adanya Tuhan.
spiritual atau material. Contoh kebenaran akan adanya Tuhan.
b. Kebenaran logis: kebenaran yang terdapat pada akal budi manusia
sebagai penahu, dalam bentuk kesesuaian antara akal budi dengan
kenyataan.
sebagai penahu, dalam bentuk kesesuaian antara akal budi dengan
kenyataan.
Kedudukan kebenaran:
- Menurut Platonis terletak pada objek
- Menurut Aristotelian terletak pada subjek
Kaum Eksistensial menyatakan bahwa kebenaran merupakan apa yang secara
pribadi berharga bagi subyek konkrit yang bersangkutan dan pantas untuk
dipegang teguh dengan penuh kesetiaan.
Kebenaran ilmiah bersifat eksternal terhadap subjek, maka kebenaran
eksistensial bersifat internal terhadap subjek.
Kekeliruan
Kekeliruan berarti menerima sebagai benar apa yang dinyatakan salah atau
menyangkal apa yang senyatanya benar.
Kekeliruan muncul akibat kegagalan dalam mengidentifikasi bukti yang tepat,
menganggap bukti sudah cukup padahal belum atau menganggap bukti belum cukup
padahal sudah.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kekeliruan:
a. Sikap terburu-buru dan kurang perhatian dalam salah satu tahap atau
proses kegiatan mengetahui
b. Sikap takut salah yang keterlaluan atau gegabah dalam melangkah
c. Kerancuan akibat emosi, frustasi atau depresi
d. Prasangka dan bias-bias
e. Keliru dalam penalaran atau tidak mematuhi aturan-aturan logika
Sumber: Buku Pembelajaran Filsafat untuk Perkuliahan KBK Blok Filsafat dan Slide dari Dosen.
terus update ya, 90 nilainya
ReplyDelete